Aliran Filsafat Materialisme
Judul :
Implikasi Aliran Filsafat Materialisme Dalam Dunia Pendidikan
Kata falsafah atau filsafat dalam
bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang juga diambil dari
bahasa Yunani philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk
dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia =
“kebijaksanaan”). Sehingga arti harfiahnya adalah seorang “pencinta
kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di
Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa
Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.
Filsafat
menurut para ahli:
a. Plato
Filsafat adalah pengertian segala
sesuatu yang ada da ilmu yang berminat mencapai kebenaran asli.
b. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu yang terkandung
dalam metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c. Marcus Tulius Cecero
Filsafat adalah ilmu pengetahuan
sesuatu Yang Maha Agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
d. Al Farabi
Filsafat adalah ilmu tentang alam
maujud dan hakikat yang sebenarnya.
Demokritos (460-360 SM), merupakan
pelopor pandangan materialisme klasik, yang disebut juga “atomisme”. Demokritos beserta para pengikutnya beranggapan bahwa
segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian kecil yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi (yang disebut atom). Atom-atom merupakan bagian dari yang begitu kecil
sehingga mata kita tidak dapat melihatnya. Atom-atom itu bergerak, sehingga
dengan demikian membentuk realitas pada pancaindera kita.
Ludwig Feuerbach (1804-1872)
mencanangkan suatu meta-fisika materialistis, suatu etika yang humanistis, dan
suatu epistemology yang menjunjung tinggi pengenalan inderawi. Oleh karena itu,
ia ingin mengganti idealisme Hegel (guru Feuerbach) dengan materialisme. Jadi,
menurut Feuerbach, yang ada hanyalah materi, tidak mengenal alam spiritual.
Kepercayaan terhadap Tuhan hanyalah merupakan suatu proyeksi dari kegagalan
atau ketidakpuasan manusia mencapai cita-cita kebahagiaan dalam hidupnya.
Dengan kegagalan tersebut manusia memikirkan suatu wujud di luar yang
dikhayalkan memiliki kesempurnaan, yang merupakan sumber kebahagiaan manusia,
suatu wujud yang bahagia secara absolute. Oleh karena itu, Tuhan hanyalah
merupakan hasil khayalan manusia. Tuhan diciptakan oleh manusia itu sendiri,
secara maya, padahal wujudnya tidak ada.
Materialisme (sering disebut
naturalism), berpandangan bahwa hakikat realisme
adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau supranatural.
Filsafat
materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran
timbul setelah melihat materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa
materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau
kursi secara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah
seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan
kursi belum atau tidak ada.
Rohani, jiwa, spirit, dan sebagainya muncul dari benda. Rohani dan kawan-
kawannya itu tidak akan ada seandainya tidak ada benda. Bagi materialisme,
roh,jiwa, itu malahan tidak diakui adanya, tentu saja termasuk Tuhan.
Materialisme tidak menyangkal adanya spirit, roh, termasuk Tuhan. Akan tetapi,
spirit, Tuhan, itu muncul dari benda. Jadi, roh, Tuhan, spirit, itu bukan
hakikat.
Aliran ini adalah aliran yang tertua. Ada beberapa alas an mengapa aliran ini
dapat berkembang :
1) Pada pikiran yang masih sederhana, apa
yang kelihatan, yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir.
Pikiran yang masih sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu diluar ruang, yang
abstrak.
2) Penemuan- penemuan menunjukkkan betapa
bergantungnya jiwa pada badan. Maka, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai
peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa itu.
3) Dalam sejarahnya manusia memang bergantung
pada benda, seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya
ii memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah benda.
1.
Ciri-ciri filsafat materialisme
a. Segala yang ada (wujud) berasal dari
satu sumber yaitu materi
b. Tidak meyakini adanya alam ghaib
c. Menjadikan panca-indera sebagai
satu-satunya alat mencapai ilmu
d. Memposisikan ilmu sebagai pengganti
agama dalam peletakkan hukum
e. Menjadikan kecondongan dan tabiat
manusia sebagai akhlaq
2.
Variasi aliran filsafat materialisme
Aliran materialisme memiliki dua
variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme metafisik.
a. Filsafat Materialisme Dialektika
Materialisme dialektika adalah
materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang sesuai dengan
hukum-hukum dialektika: hukum saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala
yang berlaku secara objektif di dalam dunia semesta. Pikiran-pikiran
materialisme dialektika inipun dapat kita jumpai dalam kehidupan misalnya,
“bumi berputar terus, ada siang ada malam”, “habis gelap timbullah terang”,
“patah tumbuh hilang berganti” dsb. Semua pikiran ini menunjukkan bahwa dunia
dan kehidupan kita senantiasa berkembang.
b. Filsafat Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik, yang
memandang dunia secara sepotong-sepotong atau dikotak-kotak, tidak menyeluruh
dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik ini misalnya: “sekali maling
tetap maling”, memandang orang sudah ditakdirkan, tidak bisa berubah.
Tokoh-tokoh filsafat materialisme
adalah:
1. Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur
asal adalah air.
2. Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa
unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas.
3. Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa
unsur asal adalah udara.
4. Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa
unsur asal adalah api.
5. Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa
hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang
menjadi asal kejadian alam semesta.
Cabang materialisme yang banyak
diperhatikan orang dewasa ini, dijadikan sebagai landasan berpikir adalah
“Positivisme”. Menurut positivisme, kalau sesuatu itu memang ada, maka adanya
itu adalah jumlahnya. Aguste Comte (Runes, 1963:234) sebagai pelopor
positivisme membatasi pengetahuan pada bidang gejala-gejala (fenomena). Menurut
Comte, terdapat tiga perkembangan berpikir yang dialami manusia, yaitu:
1.
Tingkatkan teologis (pola berpikir manusia dikuasai oleh tahayul dan prasangka)
2. Tingkatkan
metafisik (pola berpikir abstrak)
3. Tingkatkan
positif (pola berpikir yang mendasarkan pada sains)
Materialisme maupun positivisme pada dasarnya tidak menyusun
konsep pendidikan secara eksplisit. Bahkan menurut Henderson (1959),
materialisme belum pernah menjadi penting dalam menentukan sumber teori
pendidikan.
Implikasi aliran filsafat pendidikan
materialisme, sebagai berikut:
1.
Temanya
yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan
terkontrol secara ilmiah dan seksama.
2.
Tujuan
pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan
kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
3.
Isi
kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal),
dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
4.
Metode,
semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant
condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi.
5.
Kedudukan
siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran
sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar.
6.
Guru
memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan, guru dapat
mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.
Pengaruh materialisme terhadap pendidikan adalah sangat
buruk, karena materialisme sangat mengacu pada materi dan itu tidak baik untuk
dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan harus bisa menyesuaikan diri dengan
siapapun tidak memandang materi dan yang lebih di utamakan adalah ide atau gagasan
yang dapat di kembangkan dalam pendidikan.
Slot Machine Jackpot Slot Machines - JtmHub
BalasHapusThe JTM 당진 출장안마 Hub takes you on a journey to finding 광주광역 출장안마 the best 남원 출장마사지 slot machines. You're on your way 부산광역 출장안마 to uncover the hidden treasures of ancient Egypt and 밀양 출장마사지 the hidden