Rabu, 03 Desember 2014

Implikasi Aliran Filsafat Materialisme Dalam Dunia Pendidikan


Aliran Filsafat Materialisme
 
Judul  : Implikasi Aliran Filsafat Materialisme Dalam Dunia Pendidikan
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang juga diambil dari bahasa Yunani philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = “kebijaksanaan”). Sehingga arti harfiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut “filsuf”.
Filsafat menurut para ahli:
a.       Plato
Filsafat adalah pengertian segala sesuatu yang ada da ilmu yang berminat mencapai kebenaran asli.
b.       Aristoteles
Filsafat adalah ilmu yang terkandung dalam metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
c.       Marcus Tulius Cecero
Filsafat adalah ilmu pengetahuan sesuatu Yang Maha Agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
d.       Al Farabi
Filsafat adalah ilmu tentang alam maujud dan hakikat yang sebenarnya.

            Demokritos (460-360 SM), merupakan pelopor pandangan materialisme klasik, yang disebut juga “atomisme”. Demokritos beserta para pengikutnya beranggapan bahwa segala sesuatu terdiri dari bagian-bagian kecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi (yang disebut atom). Atom-atom merupakan bagian dari yang begitu kecil sehingga mata kita tidak dapat melihatnya. Atom-atom itu bergerak, sehingga dengan demikian membentuk realitas pada pancaindera kita.
            Ludwig Feuerbach (1804-1872) mencanangkan suatu meta-fisika materialistis, suatu etika yang humanistis, dan suatu epistemology yang menjunjung tinggi pengenalan inderawi. Oleh karena itu, ia ingin mengganti idealisme Hegel (guru Feuerbach) dengan materialisme. Jadi, menurut Feuerbach, yang ada hanyalah materi, tidak mengenal alam spiritual. Kepercayaan terhadap Tuhan hanyalah merupakan suatu proyeksi dari kegagalan atau ketidakpuasan manusia mencapai cita-cita kebahagiaan dalam hidupnya. Dengan kegagalan tersebut manusia memikirkan suatu wujud di luar yang dikhayalkan memiliki kesempurnaan, yang merupakan sumber kebahagiaan manusia, suatu wujud yang bahagia secara absolute. Oleh karena itu, Tuhan hanyalah merupakan hasil khayalan manusia. Tuhan diciptakan oleh manusia itu sendiri, secara maya, padahal wujudnya tidak ada.
           
Materialisme (sering disebut naturalism), berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau supranatural.
Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.
Rohani, jiwa, spirit, dan sebagainya muncul dari benda. Rohani dan kawan- kawannya itu tidak akan ada seandainya tidak ada benda. Bagi materialisme, roh,jiwa, itu malahan tidak diakui adanya, tentu saja termasuk Tuhan. Materialisme tidak menyangkal adanya spirit, roh, termasuk Tuhan. Akan tetapi, spirit, Tuhan, itu muncul dari benda. Jadi, roh, Tuhan, spirit, itu bukan hakikat.
                Aliran ini adalah aliran yang tertua. Ada beberapa alas an mengapa aliran ini dapat berkembang :
1)      Pada pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan, yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir. Pikiran yang masih sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu diluar ruang, yang abstrak.
2)      Penemuan- penemuan menunjukkkan betapa bergantungnya jiwa pada badan. Maka, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa itu.
3)      Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda, seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya ii memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah benda.  
1.      Ciri-ciri filsafat materialisme
a.      Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi
b.      Tidak meyakini adanya alam ghaib
c.      Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
d.      Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum
e.      Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq

2.      Variasi aliran filsafat materialisme
Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme metafisik.
a.      Filsafat Materialisme Dialektika
Materialisme dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang sesuai dengan hukum-hukum dialektika: hukum saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara objektif di dalam dunia semesta. Pikiran-pikiran materialisme dialektika inipun dapat kita jumpai dalam kehidupan misalnya, “bumi berputar terus, ada siang ada malam”, “habis gelap timbullah terang”, “patah tumbuh hilang berganti” dsb. Semua pikiran ini menunjukkan bahwa dunia dan kehidupan kita senantiasa berkembang.

b.      Filsafat Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-sepotong atau dikotak-kotak, tidak menyeluruh dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik ini misalnya: “sekali maling tetap maling”, memandang orang sudah ditakdirkan, tidak bisa berubah.

Tokoh-tokoh filsafat materialisme adalah:
1.       Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
2.       Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah apeiron, yaitu unsur yang tak terbatas.
3.       Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
4.       Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
5.       Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian alam semesta.
            Cabang materialisme yang banyak diperhatikan orang dewasa ini, dijadikan sebagai landasan berpikir adalah “Positivisme”. Menurut positivisme, kalau sesuatu itu memang ada, maka adanya itu adalah jumlahnya. Aguste Comte (Runes, 1963:234) sebagai pelopor positivisme membatasi pengetahuan pada bidang gejala-gejala (fenomena). Menurut Comte, terdapat tiga perkembangan berpikir yang dialami manusia, yaitu:
1. Tingkatkan teologis (pola berpikir manusia dikuasai oleh tahayul dan prasangka)
2. Tingkatkan metafisik (pola berpikir abstrak)
3. Tingkatkan positif (pola berpikir yang mendasarkan pada sains)
Materialisme maupun positivisme pada dasarnya tidak menyusun konsep pendidikan secara eksplisit. Bahkan menurut Henderson (1959), materialisme belum pernah menjadi penting dalam menentukan sumber teori pendidikan.



Implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai berikut:
1.      Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama.
2.      Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.
3.      Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.
4.      Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi.
5.      Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar.
6.      Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

Pengaruh materialisme terhadap pendidikan adalah sangat buruk, karena materialisme sangat mengacu pada materi dan itu tidak baik untuk dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan harus bisa menyesuaikan diri dengan siapapun tidak memandang materi dan yang lebih di utamakan adalah ide atau gagasan yang dapat di kembangkan dalam pendidikan.


           


1 komentar:

  1. Slot Machine Jackpot Slot Machines - JtmHub
    The JTM 당진 출장안마 Hub takes you on a journey to finding 광주광역 출장안마 the best 남원 출장마사지 slot machines. You're on your way 부산광역 출장안마 to uncover the hidden treasures of ancient Egypt and 밀양 출장마사지 the hidden

    BalasHapus